corat-coret
Jumat, 07 November 2008
  4 November Bukanlah Pemilihan Presiden, Namun Pemilihan Electoral College
Washington (SIB)

Pemilihan presiden AS 4 November mendatang memiliki sesuatu keunikan. Tidak seperti pemilihan presiden di Indonesia yang ditentukan oleh jumlah suara terbanyak, pemilihan presiden di negara Paman Sam ditentukan oleh suara elektoral terbanyak yang diraih kandidat.

Dalam pemilu tahun 2000 lalu, calon presiden Demokrat, Al Gore kalah dari George W. Bush walaupun sebenarnya Al Goer meraih total suara lebih banyak. Hal ini disebabkan pemilihan umum di Amerika didasarkan pada electoral college dan setiap negara bagian memiliki sejumlah electoral college yang setara dengan jumlah delegasi mereka di Kongres.

Jadi, misalnya, negara bagian Ohio punya 20 suara electoral college karena memiliki 18 anggota kongres, dan 2 senator. Dan kandidat presiden yang meraih suara terbanyak di negara bagian akan meraih seluruh electoral college. Namun aturan itu tidak berlaku di dua negara bagian, yaitu Maine dan Nebraska.

Hal itu telah ditetapkan di Konsitusi AS. Konstitusi yang dibuat 220 tahun silam tidak memberikan hak dasar bagi rakyat Amerika untuk memilih langsung presiden. Dalam penentuan pemenang, maka kandidat yang menjadi Presiden adalah yang meraih suara di satuan daerah pemilihan atau electoral college, terbanyak.

Di Amerika Serikat, electoral college seluruhnya berjumlah 538, dan pemenang sedikitnya harus meraih 271 electoral college. Jumlah itu berasal dari 435 anggota DPR, 100 senator dan tiga elektor untuk Washington DC.

Sistem electoral college ini mengundang pro dan kontra, seperti dijelaskan pakar sejarah kepresidenan Amerika Serikat Alan Lichtman. “Argumentasi yang mendukung adalah, anda tidak bisa mengabaikan sebuah negara bagian karena mereka setidaknya memiliki tiga suara electoral college,” kata Lichtman.

Jadi calon presiden harus memperhitungkan semua negara bagian atau harus berkampanye secara nasional. “Namun sistem ini dianggap mengacaukan kampanye, karena kandidat hanya akan memusatkan diri pada kampanye di negara-negara bagian yang memiliki electoral college tinggi namun belum jelas pemilihnya mendukung siapa,” tambah Lichtman.

Kerumitan juga terjadi dalam hal pemungutan suara karena pemungutan suara diselenggarakan oleh negara bagian masing-masing. Dengan demikian cara pemungutan suara bisa sangat beragam, tergantung dari kebijakan negara masing-masing.

Jadi, akan ada warga yang melakukan pemungutan suara dengan menggunakan kartu, menarik gagang pada mesin khusus, atau menggunakan layar monitor khusus, scanner optik, maupun surat suara biasa.

Selain itu masih ada lagi pemungutan suara lewat pos, yang menjadi masalah dalam pemilihan tahun 2000 di Florida. Saat itu terjadi kekisruhan atas apa yang seharusnya dilakukan terhadap surat suara lewat surat yang terlambat datang.

Obama dan Biden Raih 52 Persen, McCain dan Palin 39 Persen
Dalam perkembangan lainnya, menjelang pemilihan presiden AS yang semakin dekat menunjukkan capres Demokrat Barack Obama unggul jauh dari rivalnya capres Republik John McCain. Dari hasil polling akhir CBS-NY Times seperti dilansir Associated Press, Jumat (31/10), menunjukkan capres Obama dan cawapres Joe Biden meraih 52 persen.

Sedangkan capres McCain dan cawapres Sarah Palin meraih 39 persen. Poling juga mengindikasikan naiknya kekhawatiran publik terhadap palin. Jumlah warga yang menyatakan Palin belum siap menjadi capres naik dari 50 persen pada bulan lalu jadi 59 persen.
Sementara itu, prospek Obama mengalahkan McCain dan menjadi presiden AS ke-44 mungkin terjadi lebih cepat sesaat setelah voting pertama di negara-neghara bagian AS yang berada di wilayah timur ditutup.

Jika Obama memenangkan satu dari empat negara bagian pertarungan penting - Ohio, Florida, Virginia atau North Carolina, akan membuat McCain hampir sulit memenangkan pertarungan. Obama diperkirakan akan memenangkan semua negara bagian yang pernah dimenangkan John Kerry pada pemilihan presiden 2004.

Bahkan senator Illinois itu difavoritkan menang di dua negara bagian yang dimenangkan Bush empat tahun silam yakni Iowa dan New Mexico. Jika berhasil, Obama meraih 264 elektoral sehingga Obama tinggal memerlukan enam suara elektoral.

Sedangkan bagi McCain, kemenangan di keempat negara bagian di mana Ohio memiliki 20 suara elektoral, Virginia (13), North Carolina (15) dan Florida (17), senator Arizona itu masih memerlukan suara tambahan lebih besar. Dari hasil polling AP menunjukkan Obama mengungguli McCain 48-41 di Ohio, 49-42 suara elektoral di Virginia. Sedangkan di Florida dan North Carolina, Obama unggul 2 poin. (AP/BBC/WH/g)

Sumber: http://hariansib.com/2008/11/01/4-november-bukanlah-pemilihan-presiden-namun-pemilihan-electoral-college/

 
Komentar: Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]





<< Beranda

Arsip
November 2008 /


Powered by Blogger

Berlangganan
Postingan [Atom]